Susu Kambing Sembuhkan Talasemia
Susu Kambing Sembuhkan Talasemia
Talasemia merenggut keceriaan Citra Berliana. Wajahnya pucat pasi. Ia tak lagi aktif bermain lantaran lemas dan mudah capai. Harap mafhum, kadar hemoglobin (Hb) anjlok, cuma 4 g/dl. Hb normal untuk anak-anak 10—12 g/dl. Apa boleh buat bocah periang itu lebih banyak menghabiskan waktu di kamar.
Karena talasemia ia mesti berpisah dengan orangtua dan adik-adiknya. Sejak dokter mendiagnosis talasemia, Citra tinggal bersama bibinya, Mayane, di Kemayoran, Jakarta Pusat, agar lebih mudah ke Rumahsakit Cipto Mangunkusumo. Ke sanalah hampir setiap bulan, ia menjalani transfusi darah untuk mengganti dengan darah normal. Menurut dr Zen Djaja yang berpraktek di Malang, Jawa Timur, talasemia karena bentuk lingkaran hemoglobin cacat akibat susunan biokimia tak normal.
Dampaknya Hb gagal menangkap oksigen secara optimal. Padahal, seluruh sistem tubuh membutuhkan pasokan oksigen. Itulah yang menyebabkan penderita talasemia mudah lelah. Sejak 2000 Mayane memberikan susu kambing kepada Citra. Dosisnya 200 ml 2 kali sehari dan hasilnya menggembirakan.
Kondisi kesehatan Citra terus membaik. Indikasinya, meski setahun terakhir transfusi darah dihentikan ia tetap sehat. Selain itu kadar hemoglobin (Hb) yang semula drop, cuma 4 g/dl saat pemeriksaan terakhir pada Maret 2007 tercatat 9,1 g/dl mendekati ambang normal.
Indikasi lain, “Limpanya masih normal. Padahal, biasanya penderita talasemia limpanya bengkak,” ujar Mayane yang berprofesi bidan. Limpa bengkak lantaran sel darah penderita talasemia cepat matang. Jika sel darah merah normal matang pada umur 120 hari; sel darah penderita talasemia, 30 hari. Dampaknya tubuh terus-menerus memproduksi darah baru sehingga memaksa limpa bekerja lebih berat.